Thursday, November 5, 2020

 

ini aku orang miskin

oleh: Grefer E. D. Pollo, S.P., M.Pd






Matius 5:3
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga (Hineni he'ani mima'as: ini aku Tuhan seorang miskin yang melayani)


Bangsa Israel mencapai masa kejayaannya pada masa Salomo menjadi raja. Dia berkuasa atas segala kerajaan mulai dari sungai Efrat sampai negeri orang Filistin, dan sampai ke tapal batas Mesir. 

Mereka menyampaikan upeti, dan tetap takluk kepada Salomo seumur hidupnya. Ia membuat banyaknya emas, dan perak di Yerusalem sama seperti batu, dan banyaknya pohon kayu aras sama seperti pohon ara yang tumbuh di Daerah Bukit. 

Kekayaan dan kemashyuran ini tak terasa membuat bangsa Israel dan rajanya menjadi begitu terkenal, bangga, dan sombong lalu membelakangi Tuhan dan menyembah berhala dan patung-patung. Tuhan begitu marahnya, lalu membuang Israel ke Babel pada tahun 586. 

Nusantara pernah dijajah bangsa asing tetapi tetap hidup di tanah airnya. Israel bangsa kesayangan Tuhan dibuang ke negeri orang selama 70 tahun (3 generasi). Bayangkanlah seorang anak kesayangan yang begitu jahatnya lalu diusir keluar rumah oleh bapa kandungnya sendiri.

 

Israel, anak kesayangan Tuhan (Keluaran 4: 22-23, Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung; sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung.") menjadi sangat miskin dan menderita karena dibuang keluar tanah airnya. 

Mereka menderita secara fisik dan rohani. Secara fisik karena hidup di daerah jajahan dan bukan di tanah air sendiri, secara rohani karena tekanan dosa dan tidak dapat diampuni, tidak dapat pergi ke Yerusalem. 

Pada masa itu jika orang berbuat dosa maka dia harus membawa korban ke Yerusalem bertemu seorang imam untuk melakukan ibadah pengampunan dosa tapi kini mereka di Babel jauh dari Yerusalem, mereka merindukan Sion (Mazmur 137). Mereka tidak bisa beribadah di Babel.

 

Orang Israel mulai berupaya bagaimana mereka bisa tetap beribadah di tanah pembuangan. Mulai saat itu, di saat mereka ibadah selalu ada pemimpin pujian yang mengawali ibadah dengan nyanyian HINENI HE'ANI MIMA'AS: ini aku Tuhan seorang miskin yang melayani. Mereka belajar untuk merendahkan hati sungguh-sungguh di hadapan Tuhan. siapakah yang akan dengar? Mereka berharap Tuhan dengar. 

Mereka berperilaku seperti seorang pengemis, peminta-peminta yang sangat miskin dan tidak bisa hidup jika tidak menerima sedekah jika tidak ada yang menolong. Itulah nyanyian mereka selama kurang lebih 500 tahun. HINENI HE'ANI MIMA'AS: ini aku Tuhan seorang miskin yang melayani.

 

Kurang lebih 50 tahun kemudian, Yesus (firman Allah menjadi manusia), berkhotbah di atas bukit dengan ucapan bahgia yang pertama: Matius 5:3: "Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga.

 

Dalam bahsa asli: miskin (bahasa Yunani: ptōchos, cara ucapa: pto-khos): sangat miskinnya sehingga hanya dapat hidup dari meminta-minta. Bukan miskin karena masih dapat makan sebulan dari gaji, dll. 

Mereka adalah peminta-minta. Hidup dari meminta sedekah orang lain. Meminta sedekah dari Tuhan. mereka inilah yang diberkati dan empunya kerajaan Allah.

 

Kiranya mulai hari ini, saat kita beribadah ingatlah akan hal ini sungguh-sungguh dalam hati dan janganlah menyombongkan diri di hdapan Tuhan karena alasan apapun, termasuk jerih lelah kita di hadapan Allah.

Wahyu 2:2-5, Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat). 


Kita tak dapat hidup tanpa belaskasihan Tuhan Yesus. 

HINENI HE'ANI MIMA'AS: ini aku Tuhan seorang miskin yang melayani.

sumber gambar: Gerd Altmann from Pixabay 

2 comments: