oleh: Grefer E. D. Pollo, S.P., M.Pd
Banyak orangtua mengeluh,
guru-guru mengeluh, masyarakat mengeluh, pemerintah mengeluh, gereja mengeluh,
semua komponen hidup mengeluh.
Apa yang mereka keluhkan? Teknologi bertambah
canggih. Teknologi adalah hasil budi dan karya manusia. Informasi bertambah
cepat. Peradaban manusia makin modern.
Ternyata bahwa pengetahuan dan kepintaran manusia tidak bergaris lurus dengan kualitas hidup, hati, jiwa, dan kebahagiaan. Kesuksesan hidup tidak sejalan dengan kebahagiaan hidup manusia. Apa yang salah dengan ini?
Di mana letak jurang pemisahnya? Apakah sekolah? Kurikulum? Guru? Fasilitas pendidikan? Siapa yang bertanggung jawab dan siapa yang harus memperbaikinya?
Mengapa Yesus yang adalah Firman Allah sendiri datang ke dalam dunia dalam rupa manusia? Apakah karena manusia tidak sanggup memperbaikinya sehingga Allah harus datang ke dalam dunia untuk memperbaiki semua itu?
Apakah manusia yang diciptakan langsung oleh tangan Allah sendiri dan diberikan gambar dan rupa Allah sehingga memiliki kemampuan untuk berkreasi (mencipta) itu mampu untuk memperbaiki hidupnya sendiri yang sudah rusak oleh dosa? Jawabannya adalah tidak mampu.
baca juga: https://halobelajarsesuatu.blogspot.com/2020/11/apakah-kamu-cantik.html
Dosa telah membuat orientasi dan fokus hidup manusia dari rindu untuk bersekutu dan berdiam dengan Allah di dalam Kerajaan-Nya menjadi kepada dirinya sendiri atau egosentris.
Kejadian 3:6 berkata “Perempuan itu
melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya,
lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil
dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang
bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.” Perempuan itu adalah
manusia. Dia representasi dari Anda dan saya.
baca juga: https://halobelajarsesuatu.blogspot.com/2020/11/apa-yang-kamu-takutkan.html
Anda dan saya lebih suka untuk membuat pilihannya sendiri tanpa Allah. Anda dan saya “melihat” sesuatu yang menurutnya “baik”. Anda dan saya “menilai dalam hati” bahwa hal itu “menarik hati” dan memberi “pengertian”.
Lalu “mengambil untuk dimakan”. Dan, memberikan kepada “suaminya lalu dimakan juga”. Perempuan itu memberikan pertimbangan kepada manusia (Adam) itu mengenai apa yang “baik” dan “menarik hatinya”. Lalu, manusia (Adam) itu membuat keputusan sendiri untuk memakannya. Keduanya jatuh dalam dosa.
Ini memberikan petunjuk mengenai penglihatan, pertimbangan, pilihan, dan perbuatan manusia sejak awalnya. Anda dan saya lebih memilih tidak suka bergantung kepada Allah dan mengikuti keinginan diri.
Namun, dalam kasih-Nya Allah datang mencari manusia dan membawa manusia itu kembali kepada Allah dan berdiam di dalam Kerajaan Allah bersama Allah selama-lamanya.
disadur dari buku: Belajar, Bukan Supaya Pintar
karya: Grefer Pollo
Video testimoni pembaca BBSP 2 (Buku ini)
0 comments:
Post a Comment