Sunday, November 1, 2020

,

Membaca dan Menulis

belajar membaca dan menulis
Gambar: DarkmoonArt_de dari Pixabay

oleh: Grefer E. D. Pollo, S.P., M.Pd

Seperti tidak semua orang suka membaca, demikian pula halnya dengan menulis. Tidak banyak orang yang mau menulis. Menulis membutuhkan keberanian, ketekunan, dan gairah tersendiri. Tapi, memang sulit jika orang tidak suka membaca tetapi mau menulis. Sebab, dengan membaca, akan menambah kosa kata dan membentuk cara berpikir. 


Cara berpikir ini juga dapat terbentuk dari adanya kemampuan matematika, yakni cara berpikir logis. Jadi, sebenarnya ada keterkaitan antara belajar membaca dan menulis (pelajaran bahasa) dengan belajar matematika.

Gambar oleh marker_photography dari Pixabay 


Dengan belajar matematika, seorang anak akan belajar berpikir logis, sistematis, dan terstruktur. 

Dalam pengalaman sehari-hari baik sebagai seorang pendidik maupun yang pasti sudah pernah sekolah sebelumnya, tidak banyak siswa suka belajar matematika. Apakah ini ada korelasi dengan ketidaksukaan membaca dan menulis? Ini bisa menjadi sebuah tema atau topik penelitian. 

Tetapi, mengapa para siswa kurang tertarik belajar matematika? Apakah karena cara gurunya mengajar? Atau, karena kurang suka berhitung? Atau, mengapa? 

Juga mengapa mereka kurang suka membaca dan menulis? Apakah karena tidak semua daerah di Indonesia memiliki budaya baca tulis alias hanya memiliki budaya tutur? Tapi, ada juga daerah di Indonesia yang mempunyai budaya baca tulis tetapi siswanya tidak suka membaca dan menulis.

Memang ini masih menjadi kendala dalam perkembangan pendidikan di Indonesia. Dilihat dari hasil PISA pun, Indonesia masih berada di posisi bawah. Apa itu PISA?


PISA merupakan singkatan dari Programme for International Student Assessment (Program Penilaian Pelajar Internasional). Program ini diselenggarakan oleh OECD (Organization for Economic CO-operation and Development) untuk menguji performa akademis anak-anak sekolah secara rata-rata di setiap negara. Mengikutsertakan para siswa atau anak-anak berusia 15 tahun. Bahan yang diuji adalah Matematika, Sains, dan Kemampuan Membaca.

sumber: https://www.zenius.net/blog/23169/pisa-20182-2019-standar-internasional


Jadi, masih ada pekerjaan rumah bagi pendidikan dasar dan menengah Indonesia untuk memperbaiki model belajar dan meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya bahasa dan matematika.




0 comments:

Post a Comment