Kamus Merriem Webster
mendefinisikan grooming sebagai (1) orang yang bertanggung jawab untuk memberi
makan, berolahraga, dan menggembalakan kuda, (2) untuk membuat rapi atau
menarik.
Dalam dunia kerja atau performa, personal grooming adalah suatu hal yang sangat penting.
Apalagi jika
Anda menjabat posisi sebagai petugas frontliner atau back office, jelas harus
memperhatikan penampilan. Karena dapat berdampak kepada personal branding dari
tempat kerja Anda.
Apa Itu Personal
Grooming
Personal grooming adalah penampilan diri.
Penampilan yang tepat bisa membuat orang lain terpikat
pada kepribadian Anda, yang kemudian berimbas positif pada pekerjaan atau
profesi Anda.
Manfaat Personal
Grooming
Biasanya, setiap perusahaan atau tempat kerja menetapkan standar penampilan diri yang berbeda untuk para pegawai mereka.
Contoh pegawai bank, yang biasanya berada di posisi customer service (CS) dan teller (kasir), security, resepsionis, dan sebagainya.
Cara berpakaian yang rapi, menarik atau good looking, dan sifat yang ramah akan
membuat mereka yang dilayani merasa puas dan nilai jual perusahaan akan
bertambah.
Manfaat personal
grooming:
1.Bagi
beberapa orang dapat meningkatkan rasa percaya diri
2.Memberi dampak
positif bagi nilai jual perusahaan
3.Mereka yang
peduli pada tubuh akan memberi nilai tambah kesehatan
4.Semakin peduli
pada diri sendiri
5.Mendapatkna
respon positif dari lingkungan sekitar
Apa itu Child Grooming?
Child grooming diartikan
sebagai usaha mereka yang sudah dewasa untuk membangun relasi, kepercayaan,
kedekatan, dan ikatakan emosional dengan anak-anak yang di bawah usia, atau
remaja agar anak-anak itu termemanipulasi atau mengeksploitasi mereka bahkan
melecehkan mereka.
Hal ini dapat dilakukan
melalui berbagai media termasuk chat room internet, dengan maksud untuk
melakukan pelanggaran seksual.
Seorang psikolog anak pernah berkata bahwa grooming ini bisa terjadi dalam berbagai bentuk dan bisa dilakukan oleh siapa saja, baik itu senior, guru les, orang yang tidak dikenal, atau mentor.
Dalam beberapa kasus, pelaku akan memanipulasi korban untuk tujuan seksual, secara sengaja memainkan emosi korban hingga ia terpuruk secara mental.
Hal ini dapat dikategorikan sebagai kekerasan psikis.
Pelaku juga tidak segan
untuk mendekati keluarga korban, sehingga ia semakin tidak sadar sedang
dimanipulasi.
Kebanyakan anak yang menjadi korban awalnya terbuai dengan pelaku yang berumur dewasa karena anak-anak yang korban ini merasa bahwa pelaku lebih pengertian, mau mengalah saat berkonflik, atau selalu mengapresiasi dan memberikan penghargaan berlebih.
Padahal, hal-hal seperti ini hanyalah tindakan manipulatif.
Grooming Tidak Terbatas Secara Fisik
Melalui perkembangan digital sekarang, grooming tidak lagi hanya terbatas pada hubungan fisik.
Pada tingkatan
yang lebih ekstrem, perilaku grooming ini bisa sampai pada tindak kriminal, di
mana pelaku biasanya adalah seorang predator seksual.
Grooming terjadi pada media sosial dan juga kanal-kanal game online yang disukai oleh anak-anak.
Kanal-kanal
ini menjadi salah satu tempat berburu
para pemangsa seksual.
Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua?
Para orang tua memiliki peran besar dalam mencegah anak agar tidak menjadi korban grooming.
Orang tua perlu memperhatikan perilaku anak.
Jika orang tua telah menangkap perubahan
pada anak misalnya dari benda-benda yang anak miliki, misalnya tiba-tiba anak
memiliki barang yang orang tua tidak belikan, sampai dengan perubahan sikap dan
tindakan anak, seperti banyak waktu berbicara atau telponan atau chat dengan orang
baru atau lainnya.
Tindakan pencegahan lainnya
adalah orang tua memberikan pendidikan seksual kepada anak.
Pendidikan seksual
yang tepat tentang konsep tubuh dan bahwa tubuh adalah bait Allah yang kudus
sehingga tidak boleh disentuh orang lain secara sembarangan dan berdosa akan
membuat anak sadar bagaimana caranya untuk menolak.
Dari sini memberi
pesan dan makna bahwa perlu ada komunikasi yang baik antara orang tua dengan
anak supaya mereka lebih terbuka dengan orang tua.
0 comments:
Post a Comment