Saturday, May 7, 2022

Kecerdasan Yang Diperlukan

grefer pollo

oleh: Grefer Pollo


The Intelligence Quotient (IQ) hanyalah ukuran kecerdasan. Ukuran ini tidak untuk mengukur tingkat kebahagiaan seseorang. 

Untuk menata kehidupan, mengelola emosi jauh lebih penting dari pada kemampuan intelektual. Ingatlah orang-orang yang kita kenal memiliki kemampuan intelektual yang mumpuni saat di sekolah dahulu. Namun, ketika menghadapi tekanan dan masalah dalam hidup mereka segera gagal dan menghancurkan kehidupan mereka sendiri.

 

Penelitian yang dilakukan dengan melacak lebih dari 160 individu berkinerja tinggi dari berbagai industri dan tingkat pekerjaan menunjukkan, kecerdasan emosional dua kali lebih penting dalam berkontribusi pada keunggulan daripada kecerdasan dan keahlian saja.

 

Banyak usaha atau bisnis yang gagal bukan karena mereka tidak memiliki strategi. Tetapi karena mereka tidak memiliki hubungan bisnis yang baik. Jadi, masalahnya bukan pada startegi tetapi emosi.

 

Materi ini pernah dibagikan dalam kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Kristen Katekisasi Sidi Remaja GMIT Sonhalan Niki-Niki 19 Maret 2022

https://www.youtube.com/watch?v=njL-U-590h4



Kecerdasan emosional

Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memahami dan mengelola emosi dan perasaan Anda sendiri, serta orang lain.

 

Kecerdasan emosional adalah tentang memiliki kendali atas bagaimana Anda bereaksi setelah suatu kejadian. 

Prinsip 90/10 mengatakan, 10 persen kehidupan dibuat oleh apa yang terjadi pada kita dan 90 persen ditentukan oleh bagaimana kita bereaksi. Kita tidak memiliki kendali atas 10 persen tetapi pada 90 persen.

Bayangkan ketika seorang rekan kerja tidak menghargai pekerjaan Anda. 10 persen dari intelektual Anda akan memberitahu Anda apa yang sebaiknya dilakukan. Tetapi, 90 persen yang adalah bagian dari kecerdasan emosional Anda akan segera meresponi atau bereaksi terhadap kejadian itu. Reaksi 90 persen itu akan menentukan langkah hidup Anda selanjutnya.

 

Self awareness (kesadaran diri)

Jika Anda memiliki kesadaran diri, Anda selalu tahu bagaimana perasaan Anda, dan Anda tahu bagaimana emosi dan tindakan Anda dapat memengaruhi orang-orang di sekitar Anda.

Kesadaran diri saat berada dalam posisi kepemimpinan juga berarti memiliki gambaran yang jelas tentang kekuatan dan kelemahan Anda, dan itu berarti berperilaku dengan kerendahan hati.

Misalnya, seorang manajer dalam suasana hati yang buruk, tanpa kesadaran diri yang baik, membuat pilihan yang buruk dan bias. Seorang manajer, dalam suasana hati yang buruk, dengan kesadaran diri yang tinggi menyadari dan mengisolasi hal-hal negatif, memfokuskan kembali pada tugas yang ada.

Jika Anda memiliki kesadaran diri, Anda tahu dan merasa nyaman dengan diri sendiri.

 

Apa yang dapat Anda lakukan untuk meningkatkan kesadaran diri Anda?

I. Membuat jurnal 

Jurnal membantu Anda meningkatkan kesadaran diri Anda. Jika Anda meluangkan hanya beberapa menit setiap hari untuk menuliskan pikiran Anda, ini dapat menggerakkan Anda ke tingkat kesadaran diri yang lebih tinggi.

II. Pelan-pelan

Saat Anda mengalami kemarahan atau emosi kuat lainnya, pelan-pelanlah untuk memeriksa alasannya. Ingat, apa pun situasinya, Anda selalu dapat memilih bagaimana Anda bereaksi terhadapnya

Pemimpin yang mengatur diri mereka sendiri secara efektif jarang menyerang orang lain secara verbal, membuat keputusan yang terburu-buru atau emosional, membuat stereotip orang, atau mengkompromikan nilai-nilai mereka.

 

Self regulate – mengatur diri sendiri

Bagaimana Anda dapat meningkatkan kemampuan mengatur diri sendiri

1. Tahu nilai-nilai Anda

  Apakah Anda memiliki gagasan yang jelas tentang di mana Anda benar-benar tidak akan berkompromi?

2. Tahukah Anda nilai-nilai apa yang paling penting bagi Anda?

3.Luangkan waktu untuk memeriksa prinsip dan nilai tatanan diri Anda. Jika Anda tahu apa yang paling penting bagi Anda, maka Anda mungkin tidak perlu berpikir dua kali saat menghadapi keputusan moral atau etis – Anda akan membuat pilihan yang tepat.

Berhentilah dan bertanggung jawab

 Jika Anda cenderung menyalahkan orang lain ketika terjadi kesalahan, berhentilah.

5. Buatlah komitmen untuk mengakui kesalahan Anda dan menghadapi konsekuensinya, apa pun itu. Itu akan membuat Anda tidur lebih nyenyak di malam hari, dan Anda akan segera mendapatkan rasa hormat dari orang-orang di sekitar Anda.

6.Berlatih menjadi tenang 

 Jika Anda berada dalam situasi yang menantang, berhati-hatilah dengan cara Anda bertindak. Apakah Anda akan menghilangkan stres Anda dengan meneriaki dan memaki orang lain? Itu keputusan yang kurang tepat

7.Lakukan latihan pernapasan dalam untuk menenangkan diri.

8. Cobalah untuk menuliskan semua hal negatif yang ingin Anda katakan, lalu sobek dan buang itu, sebelumnya, doakan terlebih dahulu. Mengekspresikan emosi ini di atas kertas (dan tidak menunjukkannya kepada siapa pun!) lebih baik daripada mengucapkannya dengan keras kepada tim Anda. Terlebih lagi, ini membantu Anda menantang reaksi Anda untuk memastikan bahwa reaksi itu adil!


Motivasi diri

Pemimpin yang memiliki motivasi diri bekerja secara konsisten menuju tujuan mereka, dan mereka memiliki standar yang sangat tinggi untuk kualitas pekerjaan mereka.

 

Bagaimana Anda meningkatkan motivasi diri

  • 1.       Periksa kembali mengapa Anda melakukan pekerjaan Anda
  • 2. Sangat mudah untuk tidak mengingat-ingat apa yang benar-benar Anda sukai dari karier Anda. Jadi, luangkan waktu untuk mengingat mengapa Anda menginginkan pekerjaan ini. Jika Anda tidak bahagia dengan peran Anda sekarang dan Anda berjuang untuk mengingat mengapa Anda menginginkannya, akan membantu Anda untuk memulai dari akar masalah dan menolong Anda melihat situasi Anda dengan cara baru.
  • 3.Tahu di mana Anda berdiri
  • 4.Tentukan seberapa termotivasi Anda untuk memimpin. Jika Anda perlu meningkatkan motivasi Anda untuk memimpin, itu mengarahkan Anda ke sumber daya yang dapat membantu.
  • 5.  Berpengharapan dan menemukan sesuatu yang baik
  • 6. Pemimpin yang termotivasi biasanya optimis, tidak peduli apa pun masalah yang mereka hadapi. Mengadopsi pola pikir ini mungkin membutuhkan latihan, tetapi itu sepadan dengan usaha.

7. Setiap kali Anda menghadapi tantangan, atau bahkan kegagalan, cobalah untuk menemukan setidaknya satu hal baik tentang situasi tersebut. Mungkin sesuatu yang kecil, seperti kontak baru, atau sesuatu dengan efek jangka panjang, seperti pelajaran penting yang didapat. Tapi hampir selalu ada sesuatu yang positif, jika Anda mencarinya.

 

Empati

Bagi para pemimpin, memiliki empati sangat penting untuk mengelola tim atau organisasi yang berhasil. Pemimpin dengan empati memiliki kemampuan untuk menempatkan diri dalam situasi orang lain.

Mereka membantu mengembangkan orang-orang di tim mereka, menantang orang lain yang bertindak tidak adil, memberikan umpan balik yang membangun, dan mendengarkan mereka yang membutuhkannya.

Jika Anda ingin mendapatkan rasa hormat dan loyalitas dari tim Anda, tunjukkan pada mereka bahwa Anda peduli dengan bersikap empati kepada mereka.

Bagaimana cara meningkatkan empati?

1. Tempatkan diri Anda pada posisi orang lain

2. Perhatikan bahasa tubuh

3. Menanggapi perasaan

 

Ketrampilan Sosial

Pemimpin yang berhasil dengan baik dalam elemen keterampilan sosial kecerdasan emosional adalah komunikator yang hebat. Mereka sama terbukanya untuk mendengar kabar buruk seperti kabar baik, dan mereka ahli dalam membuat tim mereka mendukung mereka dan bersemangat tentang misi atau proyek baru.

Pemimpin yang memiliki keterampilan sosial yang baik juga pandai mengelola perubahan dan menyelesaikan konflik secara diplomatis. Mereka jarang puas dengan membiarkan hal-hal apa adanya, tetapi mereka tidak duduk dan membuat orang lain melakukan pekerjaan: mereka memberi contoh dengan perilaku mereka sendiri.

Bagaimana Anda dapat meningkatkan keterampilan sosial Anda?

  1. Pelajari resolusi konflik
  2. Tingkatkan keterampilan komunikasi Anda
  3. Belajar cara memuji orang lain

 

Kemampuan menghadapi kesulitan

Adversity quotient (AQ) membantu individu memperkuat kemampuan dan ketekunan dalam menghadapi tantangan hidup sehari-sehari.





 

0 comments:

Post a Comment