Sunday, May 22, 2022

,

Menyambut Hari Anak Nasional 2022

 

grefer pollo

oleh: Grefer Pollo



Setiap tahun bangsa Indonesia memperingati Hari Anak Nasional pada tangal 23 Juli. 
Mengapa demikian?


 

Mari lihat sedikit kisah dari sejarah penetapan tanggal ini dan alasannya.

 

Gagasan awal peringatan hari anak di Indonesia dicetuskan oleh organisasi kaum perempuan Indonesia yang cikal bakalnya muncul sejak Kongres Perempuan Indonesia I pada tanggal 22 Desember 1928. Organisasi kaum perempuan yang dimaksud adalah KOWANI (Kongres Wanita Indonesia).


Salah satu keputusan sidang Kowani pada tahun 1951 adalah mengupayakan penetapan Hari Kanak-Kanak Nasional.

 

Tindak lanjut dari hal ini adalah dilangsungkannya Pekan Kanak-Kanak pada tahun 1952. 


Anak-anak melakukan pawai di Istana Merdeka dan disambut oleh Presiden Soekarno.


Pada tahun 1953 Pekan Kanak-Kanak terus menjadi isu yang dibicarakan oleh Kowani. 


Salah satu hal yang diupayakan adalah kegiatan itu akan dilakukan setiap pekan kedua bulan Juli (saat liburan kenaikan kelas).

 

Dalam perkembangan selanjutnya pemerintah sempat menetapkan peringatan hari anak di Indonesia dilakukan pada tanggal 1-3 Juni bersamaan dengan rentetan peringatan hari anak internasional pada 1 Juni.

 

Kowani sempat mengusulkan agar tanggal 6 Juni diperingati sebagai hari kanak-kanak Indonesia dengan alasan bertepatan dengan hari lahir Bung Karno dan juga hari anak internasional.

 

Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 44 Tahun1984, ditetapkan tanggal 23 Juli sebagai Hari Anak Nasional.


Tanggal 23 Juli ini diambil dengan alasan penyelarasan dengan pengesahan Undang-Undang tentang Kesejahteraan Anak pada 23 Juli 1979.

 

Dalam konteks pertumbuhan anak di seluruh dunia terdapat beberapa masalah yang sering dihadapi oleh mereka.

1. Kelaparan

Save The Children mencatat ada 5,7 juta anak di bawah 5 tahun yang mengalami kelaparan. 

Jika data ini diteruskan sampai anak usia di bawah 18 tahun, maka terdapat 13 juta anak yang mengalami kelaparan ekstrem di berbagai belahan dunia.

Faktor-faktor yang menjadi penyebab kelaparan ini seperti kemiskinan yang berkelanjutan, perubahan iklim, hingga konflik domestik/perang.


2. Stunting

Stunting adalah gangguan pertumbuhan pada anak. World Health Organization (WHO) memberi estimasi anak terkena stunting di berbagai belahan dunia, yaitu sekitar 149,2 juta anak.


3. Kekerasan pada anak

World Health Organization (WHO) memberi estimasi kekerasan yang dilakukan terhadap anak berusia 2—17 tahun mencapai angka 1 miliar. 

Jenis kekerasan ini seperti kekerasan fisik, seksual, dan ditelantarkan. Kekerasan yang rentan terjadi kepada anak antara lain perundungan, dipukul, pemerkosaan, hingga diskriminasi.

Pelaku kekerasan itu tidak hanya dilakukan oleh orang asing saja tetapi juga orang terdekat seperti keluarga.


4. Pekerja anak

UNICEF mencatat 1 dari 10 anak di dunia termasuk dalam subjek pekerja anak. 

Di antara mereka itu ada yang harus bekerja dengan paksaan, bekerja di lingkungan yang berbahaya, sampai kepada menjadi korban perdagangan orang.

 

Beberapa alasan penyebab hal di atas seperti kondisi keuangan keluarga yang buruk, anak putus sekolah, masuk dalam sindikat perdagangan orang, hingga tradisi di wilayah setempat.


5. Putus sekolah

UNESCO mendata bahwa ada sekitar 258 juta anak yang putus sekolah di akhir tahun 2018. 

Dari mereka itu ada 59 juta anak yang keluar dari pendidikan dasar, 62 juta anak yang keluar dari pendidikan menengah, dan 138 juta anak yang keluar dari pendidikan menengah keatas.

Beberapa faktor yang menyebabkan angka putus sekolah pada anak adalah  kemiskinan, pernikahan anak, dampak perubahan iklim, hingga konflik domestik.


 

Hari Anak Nasional Tahun Lalu dan Masalah Anak di Indonesia



Peringatan Hari Anak Nasional dilakukan mulai dari tingkat pusat hingga daerah demi mewujudkan Indonesia sebagai negara yang ramah dan layak anak.


Juga dimaknai sebagai sikap kepedulian bangsa Indonesia terhadap upaya perlindungan anak bangsa agar mereka dapat bertumbuh dan berkembang secara optimal dan holistis.

 

Semua upaya ini dilakukan dengan memotivasi dan mengupayakan semua keluarga Indonesia untuk menjadi sekolah pertama bagi anak dan orang tua menjadi pendidik utama anak dan menyediakan perlindungan kepada anak.


Sehingga anak-anak bertumbuh menjadi generasi masa depan yang sehat, cerdas, militant, cinta tanah air, dan berkarakter mulia.

 

Dalam peringatan Hari Anak Nasional tahun 2021 beberapa isu seputar anak Indonesia diangkat sebagai berikut:

1. Kekerasan anak

2. Pekerja anak

3. Pendidikan

 

 Referensi:

1.    https://tirto.id/sejarah-hari-anak-nasional-alasan-diperingati-setiap-23-juli-eeSs

2."Hari Anak Nasional 23 Juli, Ketahui Sejarahnya", https://lifestyle.kompas.com/read/2021/07/23/051300820/hari-anak-nasional-23-juli-ketahui-sejarahnya?page=all

3.  https://www.idntimes.com/science/experiment/anoraga-ilafi/isu-serius-yang-dihadapi-anak-di-dunia-c1c2/5

4.https://www.suara.com/health/2021/07/22/073000/hari-anak-nasional-2021-ini-3-isu-anak-yang-masih-jadi-masalah-di-indonesia?page=all


Belajar, Bukan Supaya Pintar






0 comments:

Post a Comment