Monday, May 16, 2022

Solitude (Kesendirian) VS Loneliness (Kesepian)

grefer pollo

oleh: Grefer Pollo


Seorang filsuf bernama Blaise Pascal pada tahun 1670 pernah berkata: “Saya telah menemukan bahwa semua ketidakbahagiaan manusia muncul dari satu fakta, yakni dalam hal mereka tidak dapat berdiam diri di kamar mereka sendiri."


Sepertinya kata-kata ini sangat tepat pada kondisi hari-hari ini. 


Banyak dari kita mengisi hidup ini dengan gangguan media sosial, televisi, permainan dan menganggap kita berusaha menghindari kebosanan. Namun seringkali pengalihan kita berakar pada rasa takut akan kesendirian.


Dunia ini berputar dengan begitu cepat sehingga sering kita oleh karena berusaha mengikuti kecepatannya perubahan dunia ini mengalami berbagai tekanan dalam hidup.

Tekanan hidup ini sering pula membuat kita merasa kelebihan beban, bereaksi berlebihan terhadap gangguan kecil dan merasa seperti kita tidak akan pernah bisa mengejar ketinggalan. 


baca juga: Doa adalah senjata


Dalam kondisi seperti ini dapat dipahami bahwa salah satu cara terbaik adalah dengan mencari, dan menikmati, kesendirian.

Kesendirian (solitude) dan kesepian (loneliness) memiliki perbedaan. Kesepian adalah keadaan negatif, ditandai dengan rasa keterasingan. Jika Anda sedang kesepian maka Anda akan merasa ada sesuatu yang hilang. 


Bisa saja Anda sedang bersama-sama dengan orang lain tetapi tetap merasa kesepian. Mungkin bentuk kesepian yang paling pahit.


Kesendirian (solitude) adalah keadaan menyendiri tanpa merasa kesepian. Ini adalah keadaan keterlibatan yang positif dan konstruktif dengan diri sendiri. Kesendirian (solitude) itu terjadi karena diinginkan.


Kesendirian adalah waktu yang dapat digunakan untuk refleksi, pencarian batin atau pertumbuhan kedewasaan diri


baca juga: Menjadi Kristen di Tengah-Tengah Kristen


Membaca membutuhkan kesendirian, begitu juga dengan menikmati keindahan alam. Berpikir dan kreativitas biasanya juga demikian. Begitu juga berdoa dan bersaat teduh.


Kesendirian menunjukkan kedamaian yang berasal dari keadaan kekayaan batin. Kesendirian itu menyegarkan; kesempatan untuk memperbarui diri. Dengan kata lain, itu mengisi kita kembali.


Kesepian itu keras, hukuman, keadaan kekurangan, keadaan tidak puas yang ditandai dengan rasa terasing, kesadaran akan kesendirian yang berlebihan.


Kesendirian adalah sesuatu yang kita pilih. Kesepian dipaksakan pada seseorang oleh orang lain.


Kita semua membutuhkan waktu kesendirian. Beberapa kesendirian sangat penting; Ini memberi kita waktu untuk mengeksplorasi dan mengenal diri kita sendiri. 


Kesendirian membawa kita kepada keintiman. 


Kesendirian memberi kita kesempatan untuk mendapatkan kembali perspektif. Itu memperbaharui kita untuk menghadapi tantangan hidup. 

Hal ini memungkinkan kita untuk mendapatkan (kembali) ke posisi mengemudi hidup kita sendiri, daripada menjalankannya oleh jadwal dan tuntutan dari luar.


Kesendirian (solitude) memulihkan tubuh dan pikiran. Kesepian (loneliness) menguras tubuh dan pikiran.

 

Apa itu kesendirian (solitude) dalam kekristenan?

Dalam solitude, kita tidak hanya sendirian, tetapi dengan sengaja memisahkan diri dari orang lain atau dari keterlibatan sosial. Menikmati waktu bersama Tuhan di dalam doa dan firman Tuhan.

Saat kita solitude, kita menyadari bahwa Tuhan benar-benar ada bersama kita. Pada saat itu melalui solitude kita akan tumbuh lebih dekat dengan Tuhan.

 

 Apa yang Yesus lakukan dalam solitude?

Yesus suka pergi ke tempat yang sunyi untuk berdoa; Lukas 5:16 menggambarkan ini sebagai kebiasaannya. Yesus akan menjauh dari semua orang untuk menghabiskan waktu dalam kesendirian dengan Bapa. Ia sering melakukannya di pagi hari ketika hari masih gelap (Markus 1:35).


Apakah solitude merupakan disiplin spiritual?

Solitude adalah disiplin di mana kita masing-masing dapat menemukan kepuasan dan kebebasan. Ini karena solitude sebenarnya tentang kita mencari hubungan dan keintiman dengan Yesus.

Solitude menolong kita untuk tidak kehilangan kesempatan untuk persekutuan yang lebih dalam dengan Tuhan. 

Solitude adalah disiplin yang memanggil kita untuk secara sadar menarik diri dari segala hal lain dalam hidup kita, termasuk kebersamaan dengan orang lain, dengan tujuan memberikan perhatian penuh dan tak terbagi kepada Tuhan.


Hampir setiap tokoh penting dalam Alkitab — dari Yakub hingga Elia, Musa hingga Paulus — menghabiskan waktu untuk mempraktikkan disiplin solitude (kesendirian). Injil sering menyebutkan bagaimana Yesus “pergi ke tempat terpencil, di mana ia berdoa” (Markus 1:35). Dalam Lukas 6:12 dia “pergi ke lereng gunung untuk berdoa, dan berdoa kepada Tuhan.”


Tiga hal yang perlu diperhatikan saat berlatih solitude:

1. Kesendirian tidak membutuhkan keheningan

Keheningan dan kesendirian adalah disiplin pelengkap yang membantu persekutuan kita dengan Tuhan. Jika keheningan hampir selalu membutuhkan kesendirian, kesendirian tidak selalu membutuhkan keheningan. 

Kita dapat menggunakan waktu menyendiri untuk berdoa, meditasi verbal pada Kitab Suci, menyanyikan mazmur atau himne pujian atau bentuk kegiatan "berisik" lainnya.


2. Kesendirian membutuhkan perencanaan

Hidup kita cenderung dipenuhi dengan orang-orang dan peristiwa, sehingga tidak mungkin kita secara tidak sengaja tersandung ke dalam kesendirian. 

Berada sendirian dengan Tuhan membutuhkan perencanaan. Pilih tempat di mana kita dapat intim dengan Tuhan dan bebas dari gangguan. 

“Tempat khusus” ini tidak perlu istimewa — itu hanya perlu menjadi tempat di mana kita dapat melepaskan diri dari dunia selama waktu yang diperlukan.


3. Kesendirian membutuhkan waktu

Hal baik yang dapat kita lakukan adalah pergi sendiri selama beberapa menit, atau bahkan satu jam. Berkomitmenlah untuk menemukan cara-cara kreatif untuk menyendiri dengan Tuhan untuk waktu yang lama dalam kesendirian, mulai dari beberapa jam hingga beberapa hari.

 

Tiga alasan solitude diperlukan untuk pembentukan spiritual:

1. Kesendirian memperkuat disiplin lain

Kita dapat melakukan hampir setiap disiplin lain di tempat kerja orang lain. Kita dapat berdoa, bermeditasi, dan beribadah hampir kapan saja dan di mana saja. 

Tetapi mempraktikkan disiplin tersebut dalam konteks kesendirian membantu kita mencapai fokus yang lebih besar dan menambah kualifikasi kita.


2. Kesendirian bukan tentang kesendirian

Biasanya ketika kita menggunakan istilah kesendirian, kita mengacu pada keadaan sendirian. Tetapi kesendirian juga memiliki arti “tidak adanya aktivitas manusia”. 

Inilah maksud dari disiplin itu. Tujuannya bukan untuk menyendiri tetapi untuk mengalami ketidakhadiran aktivitas manusia agar kita dapat lebih merasakan hadirat Tuhan.


3. Kesendirian mengekspos idola kita

Kita mungkin mengatakan pada diri sendiri bahwa kita lebih suka ditemani Tuhan daripada orang atau benda lain mana pun di dunia. Solitude menguji klaim itu. 

Dengan menyendiri dengan Tuhan, kita mendapatkan pandangan yang lebih jelas tentang berhala hati kita, dan kita diberi kesempatan untuk bertobat.


Lagu Allahku Mulia




 

2 comments:

  1. Lanjutkan. Mulailah berpikir untuk membukukan tulisan-tulisan di blog ini

    ReplyDelete