Worldview seperti fondasi suatu bangunan
Dia mendasari cara berpikir dan bertingkah laku.
Anda dapat membangun di atas fondasi
dengan berbagai bentuk bangunan dengan sudut kemiringan tertentu yang Anda inginkan
tetapi Anda tidak dapat mengubah bentuk fondasi sesuai dengan bentuk bangunan di
atasnya.
Worldview dapat diartikan sebagai keseluruhan perspektif dari seseorang ketika melihat dan menginterpretasi dunia di sekitarya. Atau, sekumpulan kepercayaan dari seseorang atau kelompok orang mengenai kehidupan dan keadaan di sekitarnya.
Sedangkan, mindset dapat diartikan sebagai sebuah sikap mental yang tetap atau kecenderungan seseorang untuk menetapkan sebelumnya cara dia merespon dan menginterpretasi situasi di sekitarnya.
Worldview dan mindset yang dimiliki atau melekat pada manusia ini sudah tercemar oleh dosa disebabkan oleh kejatuhan manusia ke dalam dosa.
Manusia dikandung dan dilahirkan dalam dosa, bergumul dengan dosanya setiap hari dan hidup dalam lingkungan dunia yang penuh dosa.
Manusia terbentuk dari apa yang dia lihat, dengar, dan rasakan dan semua itu memberi pesan atau informasi dosa kepada manusia.
Respon yang manusia berikan pun dicemari oleh dosa. Oleh sebab itu, manusia harus
ditebus dari cara hidupnya yang jahat.
Karya penebusan ini telah dilakukan oleh Tuhan Yesus ribuan tahun yang lalu dan sekarang sekolah meneruskan karya ini melalui pendidikan dan pengajaran untuk memulihkan manusia melalui pembelajaran yang bersifat menebus manusia dari cara hidupnya yang jahat.
Sekolah mesti berkorelasi positif dan signifikan dengan kehidupan
Artinya, sekolah harus mempersiapkan manusia
untuk memiliki kehidupan yang berintegritas dan berkontribusi positif terhadap
kehidupan dunia yang sehat dan kondusif bagi kebenaran serta memuliakan Allah Pencipta, Penyokong, dan
Penebusnya.
Kehidupan manusia yang telah berlangsung dari zaman ke zaman dengan worldview dan mindset-nya telah melahirkan budaya manusia. Budaya ini tercermin dalam berbagai ilmu pengetahuan, seni, politik, sosial, bahasa pengantar seharihari, dan sebagainya.
baca juga: manusia yang setia dalam pekerjaannya selama > 80 tahun
Kesemuanya ini menjadi keyakinan manusia yang mendasarinya untuk melakukan segala sesuatu termasuk mendirikan sekolah.
Jadi, budaya melahirkan
sekolah dan sekolah membentuk budaya baru.
Sekolah pun turut berfungsi sebagai ketahanan budaya.
Hal seperti ini terjadi terus menerus sepanjang sejarah manusia dan dunia ini.
Ibarat sebuah cincin. Seolah tanpa awal, tanpa akhir, dan tanpa batas.
Dalam sejarah manusia dan sejarah Alkitab, Anda dapat mengetahui dan belajar bahwa sejak semula Allah telah menggunakan budaya manusia untuk menyampaikan kabar baik-Nya dan karya keselamatan-Nya.
Allah berfirman kepada manusia menggunakan bahasa manusia,
Allah memerintahkan para
nabi-Nya untuk menuliskan firmanNya kepada manusia menggunakan tradisi manusia
pada saat
itu, kisah Alkitab dituturkan dan dituliskan dalam budaya manusia, bahkan
Allah sendiri turun ke dalam
dunia dalam rupa manusia (Yesus Kristus) dan hidup berpadu dalam
budaya manusia (Yahudi) pada masa itu.
Yesus makan dan minum, berpakaian, bekerja, berbicara, dan sebagainya dalam budaya manusia. Demikianlah, budaya menjadi sarana pemberitaan Injil Allah.
Namun, sayangnya, budaya ini telah banyak diselewengkan.
Bukan digunakan untuk memuliakan Allah tetapi sesuatu yang pada hakekatnya
bukanlah Allah. Oleh karena itu, budaya mesti ditebus. Penggunaannya oleh manusia tetapi kemuliaan hanya
bagi Allah.
Renungan Rencana Allah Dalam Pribadi dan Hidup Kita
- Instagram : ged.pollo
- FB : Grefer Ged Pollo
- Youtube : ged pollo berbagi
SUPER!!! SETUJU DENGAN PERNYATAAN INI : Anda dapat membangun di atas fondasi dengan berbagai bentuk bangunan dengan sudut kemiringan tertentu yang Anda inginkan tetapi Anda tidak dapat mengubah bentuk fondasi sesuai dengan bentuk bangunan di atasnya.🙏
ReplyDeleteTerima kasih. Puji Tuhan. Tuhan Yesus kasihi selalu
DeleteMksh Pak Ge Semakin Diberkati dlm Pelayanan.
ReplyDeleteTerima kasih. Amin. Tuhan Yesus berkati
Delete