Seorang filsuf bernama Blaise Pascal pada tahun 1670 pernah berkata: “Saya telah menemukan bahwa semua ketidakbahagiaan manusia muncul dari satu fakta, yakni dalam hal mereka tidak dapat berdiam diri di kamar mereka sendiri."
Sepertinya kata-kata ini sangat tepat pada kondisi hari-hari ini.
Banyak dari kita mengisi
hidup ini
dengan gangguan media sosial, televisi, permainan dan menganggap kita berusaha
menghindari kebosanan. Namun seringkali pengalihan kita berakar pada rasa takut
akan kesendirian.
Dunia ini berputar dengan begitu cepat sehingga sering kita oleh karena
berusaha mengikuti kecepatannya perubahan dunia ini mengalami berbagai tekanan
dalam hidup.
Tekanan hidup ini sering pula membuat kita merasa kelebihan beban, bereaksi berlebihan terhadap gangguan kecil dan merasa seperti kita tidak akan pernah bisa mengejar ketinggalan.
Dalam kondisi seperti ini dapat dipahami bahwa
salah satu cara terbaik adalah dengan mencari, dan
menikmati, kesendirian.
Kesendirian (solitude) dan kesepian (loneliness) memiliki perbedaan. Kesepian adalah keadaan negatif, ditandai dengan rasa keterasingan. Jika Anda sedang kesepian maka Anda akan merasa ada sesuatu yang hilang.
Bisa saja Anda sedang bersama-sama dengan orang lain tetapi tetap
merasa kesepian. Mungkin bentuk kesepian yang paling
pahit.
Kesendirian (solitude) adalah
keadaan menyendiri tanpa merasa kesepian. Ini adalah keadaan keterlibatan yang
positif dan konstruktif dengan diri sendiri. Kesendirian (solitude) itu terjadi karena diinginkan.
Kesendirian adalah waktu yang dapat digunakan untuk refleksi, pencarian batin atau pertumbuhan kedewasaan diri
baca juga: Menjadi Kristen di Tengah-Tengah Kristen
Membaca membutuhkan kesendirian, begitu
juga dengan menikmati keindahan alam. Berpikir dan kreativitas biasanya juga
demikian. Begitu juga berdoa dan bersaat teduh.
Kesendirian
menunjukkan kedamaian yang berasal dari keadaan kekayaan batin. Kesendirian itu
menyegarkan; kesempatan untuk memperbarui diri. Dengan kata lain, itu mengisi
kita kembali.
Kesepian itu keras,
hukuman, keadaan kekurangan, keadaan tidak puas yang ditandai dengan rasa
terasing, kesadaran akan kesendirian yang berlebihan.
Kesendirian adalah
sesuatu yang kita pilih. Kesepian dipaksakan pada seseorang oleh orang lain.
Kita semua membutuhkan waktu kesendirian. Beberapa kesendirian sangat penting; Ini memberi kita waktu untuk mengeksplorasi dan mengenal diri kita sendiri.
Kesendirian membawa kita kepada keintiman.
Kesendirian memberi kita kesempatan untuk mendapatkan kembali perspektif. Itu memperbaharui kita untuk menghadapi tantangan hidup.
Hal ini
memungkinkan kita untuk mendapatkan (kembali) ke posisi mengemudi hidup kita
sendiri, daripada menjalankannya oleh jadwal dan tuntutan dari luar.
Kesendirian (solitude) memulihkan
tubuh dan pikiran. Kesepian
(loneliness) menguras tubuh dan pikiran.
Apa itu kesendirian
(solitude) dalam
kekristenan?
Dalam solitude, kita tidak hanya
sendirian, tetapi dengan sengaja memisahkan diri dari orang lain atau dari keterlibatan
sosial. Menikmati waktu bersama Tuhan di dalam doa dan
firman Tuhan.
Saat kita solitude, kita menyadari
bahwa Tuhan benar-benar ada bersama kita. Pada saat itu melalui solitude kita akan tumbuh lebih dekat
dengan Tuhan.
Apa yang Yesus lakukan dalam solitude?
Yesus suka pergi ke
tempat yang sunyi untuk berdoa; Lukas 5:16 menggambarkan ini sebagai
kebiasaannya. Yesus akan menjauh dari semua orang untuk menghabiskan waktu
dalam kesendirian dengan Bapa. Ia sering melakukannya di pagi hari ketika hari
masih gelap (Markus 1:35).
Apakah solitude merupakan
disiplin spiritual?
Solitude adalah disiplin di mana kita masing-masing
dapat menemukan kepuasan dan kebebasan. Ini karena solitude sebenarnya
tentang kita mencari hubungan dan keintiman dengan Yesus.
Solitude menolong kita untuk tidak kehilangan kesempatan untuk persekutuan yang lebih dalam dengan Tuhan.
Solitude adalah disiplin
yang memanggil kita untuk secara sadar menarik diri dari segala hal lain dalam
hidup kita, termasuk kebersamaan dengan orang lain, dengan tujuan memberikan
perhatian penuh dan tak terbagi kepada Tuhan.
Hampir setiap tokoh
penting dalam Alkitab — dari Yakub hingga Elia, Musa hingga Paulus —
menghabiskan waktu untuk mempraktikkan disiplin solitude (kesendirian). Injil sering menyebutkan
bagaimana Yesus “pergi ke tempat terpencil, di mana ia berdoa” (Markus 1:35).
Dalam Lukas 6:12 dia “pergi ke lereng gunung untuk berdoa, dan berdoa kepada
Tuhan.”
Tiga hal yang perlu
diperhatikan saat berlatih solitude:
1. Kesendirian
tidak membutuhkan keheningan
Keheningan dan kesendirian adalah disiplin pelengkap yang membantu persekutuan kita dengan Tuhan. Jika keheningan hampir selalu membutuhkan kesendirian, kesendirian tidak selalu membutuhkan keheningan.
Kita dapat menggunakan waktu menyendiri untuk berdoa,
meditasi verbal pada Kitab Suci, menyanyikan mazmur atau himne pujian atau
bentuk kegiatan "berisik" lainnya.
2. Kesendirian
membutuhkan perencanaan
Hidup kita cenderung dipenuhi dengan orang-orang dan peristiwa, sehingga tidak mungkin kita secara tidak sengaja tersandung ke dalam kesendirian.
Berada sendirian dengan Tuhan membutuhkan perencanaan. Pilih tempat di mana kita dapat intim dengan Tuhan dan bebas dari gangguan.
“Tempat khusus” ini tidak perlu istimewa — itu
hanya perlu menjadi tempat di mana kita dapat melepaskan diri dari dunia selama waktu yang diperlukan.
3. Kesendirian
membutuhkan waktu
Hal baik yang dapat kita lakukan adalah pergi
sendiri selama beberapa menit, atau bahkan satu jam. Berkomitmenlah untuk
menemukan cara-cara kreatif untuk menyendiri dengan Tuhan untuk waktu yang lama
dalam kesendirian, mulai dari beberapa jam hingga beberapa hari.
Tiga alasan solitude diperlukan untuk pembentukan spiritual:
1. Kesendirian
memperkuat disiplin lain
Kita dapat melakukan hampir setiap disiplin lain di tempat kerja orang lain. Kita dapat berdoa, bermeditasi, dan beribadah hampir kapan saja dan di mana saja.
Tetapi
mempraktikkan disiplin tersebut dalam konteks kesendirian membantu kita
mencapai fokus yang lebih besar dan menambah kualifikasi kita.
2. Kesendirian
bukan tentang kesendirian
Biasanya ketika kita menggunakan istilah kesendirian, kita mengacu pada keadaan sendirian. Tetapi kesendirian juga memiliki arti “tidak adanya aktivitas manusia”.
Inilah maksud
dari disiplin itu. Tujuannya bukan
untuk menyendiri tetapi untuk mengalami ketidakhadiran aktivitas manusia agar
kita dapat lebih merasakan hadirat Tuhan.
3. Kesendirian
mengekspos idola kita
Kita mungkin mengatakan pada diri sendiri bahwa kita lebih suka ditemani Tuhan daripada orang atau benda lain mana pun di dunia. Solitude menguji klaim itu.
Dengan
menyendiri dengan Tuhan, kita mendapatkan pandangan yang lebih jelas tentang
berhala hati kita, dan kita diberi kesempatan untuk bertobat.
Lagu Allahku Mulia
Lanjutkan. Mulailah berpikir untuk membukukan tulisan-tulisan di blog ini
ReplyDeleteSiap terima kasih idenya Pak Roni
Delete